Beyond the Idea: It’s Time for Local Brand to Shine

Insightful Seminar from Pekan Komunikasi 2021 #IdeaJournal_3

t. alya
4 min readApr 9, 2021
Sumber: Seminar Advertising War Pekan Komunikasi UI 2021

Hai semua! Balik lagi sama gue, Alya, dalam idea journal ketiga. Di kesempatan ini gue mau nyeritain pengalaman gue waktu ikut dalam seminar Advertising War Pekan Komunikasi UI 2021. Dalam seminar dengan tema “Marketing in Adaptive Era: How Effective Communication Can Win Consumer’s Trust” ini gue mendapatkan insight yang cukup banyak dari para pembicara yang hadir. Para pembicara yang hadir antara lain Yogi Triharsono selaku ADA Regional Director Telco Data Portofolio, kemudian ada Handoko Hendroyono selaku CEO M Bloc Space, dan Ekhel Chandra Wijaya selaku External Communication Senior Lead Tokopedia.

Dari ketiga pembicara yang hadir pada hari Rabu, 7 April 2021 lalu, ada satu pembicara yang sangat menarik perhatian gue secara personal. Pada sesi kedua dalam seminar Advertising War ini, gue memperhatikan paparan Mas Handoko secara seksama. Menarik dari apa yang gue bahas dalam beberapa idea journal sebelumnya, sangat jelas bahwa gue memiliki ketertarikan khusus pada dunia UMKM, maka dari itu gue sangat tertarik dalam pembahasan yang dibawakan oles Mas Handoko.

Sumber: nibble.id

Mas Handoko selaku CEO M Bloc Space menjabarkan bahwa hal pertama yang harus ditekankan adalah autentisitas. Pada dasarnya menjadi authentic itu sangatlah penting, sehingga kita dapat lebih fokus ke hal yang lebih penting, seperti membentuk karakter produk. Hal ini ia katakan sebab banyaknya kekeliruan yang dijalankan oleh para pelaku usaha dimana mereka lebih fokus kepada proses segmenting dan positioning saja.

Mas Handoko juga memberikan beberapa contoh konkret pada pernyataannya tersebut. Contoh yang pertama adalah Filosofi Kopi yang sukses dalam menciptakan karakter brand mereka melalui proses transmedia branding. Filosofi Kopi sendiri berhasil membangun brand mereka melalui dialog atau pembicaraan melalui film yang kemudian berlanjut secara organik menjadi lagu, web series, hingga kedai kopi dengan nama Filosofi Kopi sungguhan. Dari Filosofi Kopi ini kita dapat mengetahui bahwa membangun brand dengan dialog dapat mempermudah kita, selaku pelaku usaha, untuk punya posisi yang lebih strategis sehingga dapat membangun ekosistem yang labih kuat.

Sumber: eatsandtreats.blogspot.com

Selain itu, ia juga menjabarkan bagaimana ia dapat mendirikan dan membangun brand M Bloc Space di tengah-tengah ketatnya persaingan antar pelaku usaha. Kembali ia menjelaskan bagaimana autentisitas menjadi kunci pengantar kesuksesannya. Secara autentik M Bloc mengusung kembali budaya lama Melawai sebagai destinasi hang out sekaligus memperkenalkan budaya baru untuk berjalan kaki. M Bloc sendiri cukup tegas dalam memperkenalkan budaya barunya dengan tidak menyediakan lahan parkir di sekitaran lokasi, sehingga pada akhirnya akan mendorong para pengunjung untuk melakukan hal tersebut.

Mas Handoko kemudian menjelaskan bahwa membangun brand sekarang ini diskursnya lebih memfokuskan pada pembahasan kekuatan komunitas dan bagaiman hal tersebut dapat bantu menarik publik serta media secara baik.

“Kekuatan brand lokal itu dapat dilihat dari adanya komunitas, bukan modal atau jaringan bisnis yang kuat. Sejatinya komunitas jauh lebih dahsyat apalagi jika ditambah modal sosial dan kultural.” — Handoko Hendroyono

Ia juga dengan berani menjalankan kolaborasi sekaligus mengangkat brand-brand lokal dalam usahanya. Mas Handoko percaya bahwa autentisitas brandnya dapat menambah kekuatan pemasaran brand lokal dan dengan ini ia dapat membangun brand miliknya yang memicu pergerakan atau movement di kalangan masyarakat.

Sumber: tribunnews.com
Sumber: presentasi milik Mas Handoko

Dari hal ini gue dapat belajar bahwa autensitas dan branding yang dimiliki para pelaku usaha itu sangatlah penting. Seperti menjalankan salah satu modal bisnis berbasis inovasi dan kolaborasi. Jika dilihat pada gambar di atas, Mas Handoko secara jelas membagi tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk membangun autensitas brand, antara lain concern, content, concept, collaboration, dan co-creation. Kelima tahapan ini dapat dijalankan secara perlahan demi membuahkan hasil yang maksimal.

Kemudian jika dikaitkan dengan idea journal gue yang sebelum-sebelumnya, dapat dilihat secara jelas bahwa membangun UMKM adalah salah satu concern utama yang gue miliki. Kedua buah ide yang gue tulis pada kesempatan sebelumnya dapat dikembangkan dengan model bisnis yang dijelaskan oleh Mas Handoko.

Ditemani Sepotong Kuki merupakan salah satu ide usaha yang sejauh ini cukup autentik, mengingat tujuan usaha itu yang cukup beragam dan ambisius. Hal yang paling gue senangi dari usaha yang didirikan oleh Mas Handoko adalah concern mereka terhadap para pelaku usaha lokal. M Bloc Space menawarkan kolaborasi yang cukup menjanjikan kepada brand-brand lokal. Tentunya hal tersebut kemudian mendorong gue untuk berpikir bahwa suatu saat nanti gue dapat mendirikan Ditemani Sepotong Kuki secara real dan tidak lupa membantu memasarkan kue-kue tradisional Indonesia di gerai kue gue.

Gue rasa cukup untuk kesempatan kali ini. Sejujurnya pemaparan materi ini membuka pandangan gue terhadap pemberdayaan UMKM lokal dan juga autensitas sebuah brand. Sekian dan selamat berjumpa kembali di lain kesempatan!

Copyright © 2021 all right reserved

--

--

t. alya

Welcome to a spesh page of twenty-one-year old Alya, who love to write about unconscious notions beyond her head while currently meddling her academic business.